Perkembangan Kehidupan Negara-negara Kerajaan Islam di Indonesia
A.
Samudra Pasai
1.
Tahun Berdiri : abad ke 13
2.
Lokasi : Terletak di Pantai Utara Aceh, pada muara
sungai Psangan (Pasai)
3.
Wilayah
Kekuasaan : Wilayah kekuasaan Kesultanaan Samudera Pasai pada masa
kejayaannya terletak di daerah yang diapit dua sungai besar di Pantai utara
Aceh, yaitu Sungai Peusangan dan Sungai Pasai. Daerah kekuasaan Kesultanan
Samudera Pasai tersebut juga meliputi Samudera Geudong (Aceh Utara), Meulaboh,
Bireuen, serta Rimba Jreum dan Seumerlang (Perlak).
4.
Pendiri : Nazimudin al Kamil
5.
Raja Pertama : Marah Silu dengan gelar Sultan Malik al
Saleh
6.
Raja Yang
Terkenal : Sultan Malik Al Saleh
7.
Kehidupan
Politik : Samudra Pasai berkembang
dengan cepat menjadi pusat
perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai.
8.
Kehidupan
Ekonomi : Hasil pertanian yang menjadi komoditi ekspor, yakni lada.
Akhirnya berkembang menjadi pusat perdagangan
9.
Kehidupan
Sosial Budaya: kehidupan masyarakatnya diwarnai dengan semangat
kebersamaan dan hidup saling menghormati sesuai dengan syariat Islam..
10.
Sumber Sejarah :a. Inskripsi (tulisan) pada nisan makam
Sultan Malik Al Saleh.
b.
Berita – berita asing dari MarcoPolo dan Ibnu Battutah.
c. Kronik Raja Pasai.
11. Peninggalan
Sejarah : a. Makam Sultan Malik Al-Saleh
b.
Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir
B.
Malaka
1. Tahun
Berdiri : abad ke 15
2. Lokasi
: Selat Malaka
3.
Wilayah Kekuasaan :
a.
Semenanjung
Tanah Melayu (Patani, Ligor, Kelantan, Trenggano, dsb).
b.
Daerah Kepulauan Riau
c. Pesisir
Timur Sumatra bagian tengah.
d. Brunai
dan Serawak.
e. Tanjungpura
(Kalimantan Barat).
Sedangkan daerah yang
diperoleh dari Majapahit secara diplomasi adalah sebagai berikut.
a.
Indragiri
b.
Palembang
c. Pulau
Jemaja, Tambelan, Siantan, dan
Bunguran.
4.
Pendiri : Parameswara/ Iskandar Syah (putra Raja Sam Agi-Sriwijaya)
5. Raja
Pertama : Parameswara/
Iskandar Syah
6. Raja Yang Terkenal : Sultan Mansyur Syah (1459—1477)
7.
Kehidupan
Politik : menganut paham politik hidup berdampingan secara damai (co-existence
policy), dilakukan melalui hubungan diplomatik dan ikatan perkawinan, dilakukan
untuk menjaga keamanan internal dan eksternal Malaka. Dua kerajaan besar pada
waktu itu yang harus diwaspadai adalah Cina dan Majapahit. Maka, Malaka kemudian menjalin
hubungan damai dengan kedua kerajaan besar ini. Parameswara kemudian menikah dengan salah seorang putri Majapahit.
Penerus
Parameswara yaitu Sultan Mansyur Syah (1459—1477) yang memerintah pada masa
awal puncak kejayaan Kerajaan Malaka juga menikahi seorang putri Majapahit
sebagai permaisurinya. Di samping itu, hubungan baik dengan Cina tetap dijaga
dengan saling mengirim utusan. Pada tahun 1405 seorang duta Cina Ceng Ho datang
ke Malaka untuk mempertegas kembali persahabatan Cina dengan Malaka. Dengan
demikian, kerajaan-kerajaan lain tidak berani menyerang Malaka.
Pada
tahun 1411, Raja Malaka balas berkunjung ke Cina beserta istri, putra, dan
menterinya. Seluruh rombongan tersebut berjumlah 540 orang. Sesampainya di
Cina, Raja Malaka beserta rombongannya disambut secara besar-besaran. Ini merupakan pertanda bahwa, hubungan antara
kedua negeri tersebut terjalin dengan baik. Saat akan kembali ke Malaka, Raja
Muhammad Iskandar Syah mendapat hadiah dari Kaisar Cina, antara lain ikat
pinggang bertatahkan mutu manikam, kuda beserta sadel-sadelnya, seratus ons
emas dan perak, 400.000 kwan uang kertas, 2600 untai uang tembaga, 300 helai
kain khasa sutra, 1000 helai sutra tulen, dan 2 helai sutra berbunga emas. Dari
hadiah-hadiah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, dalam pandangan Cina,
Malaka adalah kerajaan besar dan diperhitungkan.
Di masa Sultan Mansur Syah, juga terjadi
perkawinan antara Hang Li Po, putri Maharaja Yung Lo dari dinasti Ming, dengan
Sultan Mansur Shah.
8. Kehidupan Ekonomi : Posisi Malaka yang sangat
strategis menyebabkannya cepat berkembang dan menjadi pelabuhan yang ramai.
9. Kehidupan
Sosial Budaya: Malaka Sebagai Pusat Penyebaran
Agama Islam
Sebelum
muncul dan tersebarnya Islam di Semenanjung Arabia, para pedagang Arab telah
lama mengadakan hubungan dagang di sepanjang jalan perdagangan antara Laut
Merah dengan Negeri Cina. Berkembangnya agama Islam semakin memberikan dorongan
pada perkembangan perniagaan Arab, sehingga jumlah kapal maupun kegiatan
perdagangan mereka di kawasan timur semakin besar.
Pada abad VIII, para pedagang Arab sudah banyak
dijumpai di pelabuhan Negeri Cina. Diceritakan,
pada tahun 758 M, Kanton merupakan salah satu tempat tinggal para pedagang
Arab. Pada abad IX, di setiap pelabuhan yang terdapat di sepanjang rute
perdagangan ke Cina, hampir dapat dipastikan ditemukan sekelompok kecil
pedagang Islam. Pada abad XI, mereka juga telah tinggal di Campa dan menikah
dengan penduduk asli, sehingga jumlah pemeluk Islam di tempat itu semakin
banyak. Namun, rupanya mereka belum aktif berasimilasi dengan kaum pribumi
sehingga penyiaran agama Islam tidak mengalami kemajuan.
Sebagai salah satu bandar ramai di kawasan timur,
Malaka juga ramai dikunjungi oleh para pedagang Islam. Lambat laun, agama ini
mulai menyebar di Malaka. Dalam perkembangannya, raja pertama Malaka, yaitu
Prameswara akhirnya masuk Islam pada tahun 1414 M. Dengan masuknya raja ke
dalam agama Islam, maka Islam kemudian menjadi agama resmi di Kerajaan Malaka,
sehingga banyak rakyatnya yang ikut masuk Islam.
Selanjutnya, Malaka berkembang menjadi pusat
perkembangan agama Islam di Asia Tenggara, hingga mencapai puncak kejayaan di
masa pemeritahan Sultan Mansyur Syah (1459—1477). Kebesaran Malaka ini berjalan
seiring dengan perkembangan agama Islam. Negeri-negeri yang berada di bawah
taklukan Malaka banyak yang memeluk agama Islam. Untuk mempercepat proses
penyebaran Islam, maka dilakukan perkawinan antarkeluarga.
Malaka juga banyak memiliki tentara bayaran yang
berasal dari Jawa. Selama tinggal di Malaka, para tentara ini akhirnya memeluk
Islam. Ketika mereka kembali ke Jawa, secara tidak langsung, mereka telah
membantu proses penyeberan Islam di tanah Jawa. Dari Malaka, Islam kemudian tersebar hingga Jawa,
Kalimantan Barat, Brunei, Sulu dan Mindanau (Filipina Selatan).
Malaka runtuh akibat serangan Portugis pada 24
Agustus 1511, yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque. Sejak saat itu, para keluarga kerajaan menyingkir
ke negeri lain.
Malaka runtuh akibat serangan
Portugis pada 24 Agustus 1511, yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque
C.
Aceh
Darussalam
1.
Tahun Berdiri : abad ke 16
2.
Lokasi : Aceh, SUMUT
3.
Wilayah
Kekuasaan : Wilayah kekuasaan Kesultanaan Aceh dari Deli hingga Semenanjung
Malaka
4.
Pendiri : Sultan
Ali Mughayat Syah
5.
Raja Pertama
: Sultan Ali Mughayat
Syah
6.
Raja Yang
Terkenal : Sultan Iskandar Muda
7. Kehidupan Politik : Kerajaan Aceh
mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1607–1636). Ia bercita-cita untuk menjadikan Aceh sebagai kerajaan besar dan
kuat. Untuk itu, kerajaan-kerajaan di Semenanjung Malaka harus ditaklukkan,
seperti Pahang, Kedah, Perlak, Johor dan sebagainya.
Kerajaan Aceh berkembang pesat pada masa kepemimpinan
sultan Iskandar Muda sebab sebagian besar pedagang-pedagang Islam dari Malaka
pindah ke Aceh. Bandar Aceh dibuka menjadi Bandar international dengan
jaminan pengamanan gangguan laut dari kapal perang portugis.
Setelah Sultan Iskandar Muda meninggal digantikan oleh
menantunya yaitu sultan Iskandar Tani kemudian digantikan oleh permaisurinya
Syafi’atuddin (putrid Sultan Iskandar Muda)
8. Kehidupan Ekonomi : . Penguasaan Aceh
atas daerah-daerah pantai barat dan timur Sumatra banyak menghasilkan lada.
Semenanjung Malaka banyak menghasilkan lada dan timah. Hal ini menjadi bahan
ekspor yang penting bagi Aceh sehingga perdagangan Aceh maju dengan pesat.
9.
Kehidupan Sosial Budaya:
-
Penyusunan UU tentang tata pemerintahan (Adat Makuta
Alam)
-
Muncul dua golongan yang saling berebut pengaruh, yakni
golongan teuku dan golongan tengku. Golongan teuku adalah kaum bangsawan yang
memegang kekuasaan sipil. Adapun golongan tengku adalah kaum ulama yang
memegang peranan penting dalam bidang agama. Di antara golongan
agama sendiri juga ada persaingan, yakni antara aliran Syiah dan aliran Sunnah
wal Jama'ah.
-
Pada masa Sultan Iskandar Muda, aliran Syiah berkembang
pesat. Tokoh aliran ini ialah Hamzah Fansuri yang kemudian diteruskan oleh
Syamsuddin Pasai.
-
Setelah Sultan Iskansar Muda meninggal, aliran Sunnah wal
Jama'ah yang dapat berkembang pesat. Tokoh
aliran ini ialah Nuruddin ar Raniri.
-
Di
bidang budaya terlihat dari adanya bangunan Masjid Baitturachman yang dibangun
pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
10. Sumber
Sejarah:
11. Peninggalan Sejarah : Manuskrip
Bustanussalatin (Taman Segala Raja à ttg adat istiadat suku aceh dan ajaran agama Islam)
Penyebab runtuhnya aceh :
1.
Kekalahan
aceh melawan portugis di malaka dalam perang tahun 1629 membawa korban jiwa dan
harta benda serta kapal-kapal yang cukup besar.
2. Tidak adanya tokoh yang cakap
memerintah sepeninggal Sultan Iskandar Muda
3. Daerah-daerah taklukan yang
jauh dari pemerintah pusat mulai melepaskan diri dari pengaruh Aceh, seperti
Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau, dan Siak.
D.
Demak
1.
Tahun Berdiri : abad ke 15
2.
Lokasi : Demak, JaTeng
3.
Wilayah
Kekuasaan : Jawa
4.
Pendiri : Raden Patah
5.
Raja Pertama
: Raden Patah
6.
Raja Yang
Terkenal : Sultan Trenggono
7.
Kehidupan Politik :
1)Raden
Patah (1475–1518) à putra
Brawijaya V (Raja Majapahit terakhir)
dengan putri Campa
- Pendiri kerajaan
Islam Pertama di Jawa
- Raden
Patah semula diangkat
- Menjadi
bupati oleh Kerajaan Majapahit di Bintoro Demak dengan gelar Sultan Alam Akhbar
al Fatah.
- Sunan Kalijaga
banyak memberikan saran-saran sehingga Demak berkembang menjadi kerajaan
teokrasi
2)Sultan Trenggono (1521–1546).
- Raden Patah digantikan oleh Adipati Unus/Pangeran Sabrang
Lor (gelar yang diterima sebab pernah mengadakan serangan ke utara/Malaka).
- Adipati Unus meninggal tanpa meningalkan putra sehingga
seharusnya digantikan oleh adiknya, Pangeran Sekar Seda Lepen. Akan tetapi,
pangeran ini dibunuh oleh kemenakannya sehingga yang menggantikan takhta Demak
adalah adik Adipati Unus yang lain, yakni Pangeran Trenggono. Ia setelah naik
takhta Demak bergelar Sultan Trenggono.
- Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak
mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya sangat luas,
meliputi Jawa Barat (Banten, Jayakarta, dan Cirebon), Jawa Tengah, dan sebagian
Jawa Timur. Tindakan-tindakan penting yang pernah dilakukan Sultan Trenggono
adalah sebagai berikut:
a) Menegakkan agama
Islam;
b) Membendung
perluasan daerah yang dilakukan oleh Portugis;
c) Menguasai dan mengislamkan
Banten, Cirebon, dan Sunda Kelapa (Perluasan ke wilayah Jawa Barat ini dipimpin
oleh Fatahilah (Faletehan) yang kemudian menurunkan raja-raja Banten).
d) Berhasil menakhlukkan Mataram, Singasari, dan Blambangan.
8.
Kehidupan Ekonomi : . Dilihat dari
segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim, menjalankan
fungsinya sebagai penghubung atau transit daerah penghasil rempah-rempah di
bagian timur dengan Malaka sebagai pasaran di bagian barat. Perekonomian Demak
dapat berkembang dengan pesat di dunia maritim karena didukung oleh penghasil
dalam bidang agraris yang cukup besar.
9.
Kehidupan
Sosial Budaya: Kehidupan
sosial Demak diatur oleh hukum-hukum
Islam, namun juga masih menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem
kehidupan sosial yang telah mendapat pengaruh Islam.
adanya
pembangunan Masjid Agung Demak yang terkenal dengan salah satu tiang utamanya
terbuat dari kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat masjid itu
sendiri yang disebut soko tatal. Di pendapa (serambi depan masjid)
itulah Sunan Kalijaga (pemimpin pembangunan masjid) meletakkan dasar-dasar
syahadatain (perayaan Sekaten). Tujuannya ialah untuk memperoleh banyak
pengikut agama Islam. Tradisi Sekaten itu sampai sekarang masih berlangsung di
Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon. Penyusunan
UU tentang tata pemerintahan (Adat Makuta Alam)
-
Muncul dua golongan yang saling berebut pengaruh, yakni
golongan teuku dan golongan tengku. Golongan teuku adalah kaum bangsawan yang
memegang kekuasaan sipil. Adapun golongan tengku adalah kaum ulama yang
memegang peranan penting dalam bidang agama. Di antara golongan
agama sendiri juga ada persaingan, yakni antara aliran Syiah dan aliran Sunnah
wal Jama'ah.
-
Pada masa Sultan Iskandar Muda, aliran Syiah berkembang
pesat. Tokoh aliran ini ialah Hamzah Fansuri yang kemudian diteruskan oleh
Syamsuddin Pasai.
-
Setelah Sultan Iskansar Muda meninggal, aliran Sunnah wal
Jama'ah yang dapat berkembang pesat. Tokoh
aliran ini ialah Nuruddin ar Raniri.
-
Di
bidang budaya terlihat dari adanya bangunan Masjid Baitturachman yang dibangun
pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
10. Sumber
Sejarah:
11. Peninggalan Sejarah : Manuskrip
Bustanussalatin (Taman Segala Raja à ttg adat istiadat suku aceh dan ajaran agama Islam)
E.
Banten
1.
Muncul dan
berkembangnya kerajaan Banten
2. Ciri-ciri pokok sistem dan struktur sosial masyarakat di
kerajaan-kerajaan bercorak Islam di
berbagai daerah
3.
Wilayah
kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam di berbagai daerah
4.
Struktur
birokrasi, hubungan pusat daerah, dan hukum di kerajaan-kerajaan yang bercorak
Islam
F.
Mataram
Islam
1.
Muncul dan
berkembangnya kerajaan Mataram Islam
2.
Ciri-ciri
pokok sistem dan struktur sosial masyarakat di kerajaan-kerajaan bercorak
Islam di berbagai daerah
3.
Wilayah
kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam di berbagai daerah
4.
Struktur
birokrasi, hubungan pusat daerah, dan hukum di kerajaan-kerajaan yang bercorak
Islam
G.
Gowa &
Tallo
1.
Muncul dan
berkembangnya kerajaan Gowa & Tallo
2.
Ciri-ciri
pokok sistem dan struktur sosial masyarakat di kerajaan-kerajaan bercorak
Islam di berbagai daerah
3.
Wilayah
kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam di berbagai daerah
4.
Struktur
birokrasi, hubungan pusat daerah, dan hukum di kerajaan-kerajaan yang bercorak
Islam
H.
Ternate
& Tidore
1.
Muncul dan
berkembangnya kerajaan Ternate & Tidore
2.
Ciri-ciri
pokok sistem dan struktur sosial masyarakat di kerajaan-kerajaan bercorak Islam di berbagai daerah
3.
Wilayah
kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam di berbagai daerah
4.
Struktur
birokrasi, hubungan pusat daerah, dan hukum di kerajaan-kerajaan yang bercorak
Islam
0 komentar:
Posting Komentar